Rabu, Januari 21, 2015

Stairs: Sebut saja 'bulan'

Bismillahirrahmaanirrahiim ^_^

#Rara


Jangan dipikirkan atau dirasakan, tapi tulislah dan bacalah. Meskipun tidak bisa lari dari kenyataan tentang empedu hitam yang kamu miliki sekarang. Ada banyak cara untuk mengatasinya. Jangan malu, jangan bimbang, tegaslah seperti biasanya. Sama seperti kamu mematahkan batunya, atau ketika kamu luluhkan besinya, atau juga kamu buat dia mendekat dengan sendirinya. Sudah pernah kan? Makanya, belajarlah dari yang sudah pernah kamu temukan. Jangan sedih kalau kamu dibilang kebanyakan belajar, itu tugas kamu bukan?

     Kutipan di atas kutemukan pada penelusuranku di dalam satu-satunya perpustakaan di sudut kota Praha. Awalnya aku pikir ini perpustakaan yang menarik biaya peminjaman, karena buku-buku di sini baru semua. Aku salah menilai, di balik bilik ke tujuh lemari buku sebelah kanan ada pintu menuju koleksi buku lama. Aku menemukan kutipan itu dalam buku itu. Buku ini berjudul 'bulan'.

     Sebenarnya aku belum paham kenapa judul bukunya pakai tanda kutip satu. Mungkin penulisnya tidak ingin bersikap terlalu terbuka. Tapi aku cukup paham kenapa judulnya bulan. Ketika membaca buku itu aku seperti membaca sebuah perpustakaan. Iya, perpustakaan yang di dalamnya ada perpustakaan. Bab yang paling menolongku untuk memahami inti cerita buku ini adalah Bab 3. Sejak itu aku memutuskan memberikan panggilan sayang pada buku ini dengan Perpustakaan bulan Mei. Ada bab yang sangat membuatku terkagum-kagum, yaitu bab 10. Sejak itu aku sangat suka sekali dengan bulan desember. Desember adalah bulan yang memberikan aku pelajaran, inspirasi, pemahaman intelektual, wawasan sikap dan perilaku, serta sedikit benih otak kriminal. Selesai sidang pertanggung jawaban bulan desember, aku jadi banyak belajar tentang perjuangan. Aku benar-benar belajar di bulan desember.

      Perpustakaan bulan Mei menjelaskan padaku cara mengagumi bulan desember dengan benar. Ada cerita anak SMP yang sangat membuatku terpesona, ini dipaparkan pada subjudul pertama dalam bab 3 buku tersebut. Aku mencoba memahami isinya. Kalau kamu masih penasaran juga, biar aku beri bocoran sedikit saja ya. Coba dekatkan telingamu ke sini, aku tidak rela jika yang lain mendengarkan, kecuali Tuhan kita.
"Ikhlas dan sabar adalah perumpamaan yang paling teduh. Pernah mendengar cerita tentang Matahari dan Bumi? Katanya jika mereka saling berdekatan pasti membinasakan. Makanya aku sebut ikhlas dan sabar itu teduh, karena tanpa jarak akan terlalu terang bahkan silau. Namun, upaya yang bisa kita lakukan adalah menutup mata, berpaling, atau menjauh dari terang yang berlebihan itu. Melakukannya bukan berarti kamu benci cahaya, kamu sangat terbantu olehnya, tapi kamu mencoba menjaga dirimu dari hal yang disebut dengan binasa."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dari anda menambahkan hal positif bagi Zeki R.A.

Thanks for reading :)

Total Pageviews

ZEKI R.A.. Diberdayakan oleh Blogger.
 
Small Pencil