Selasa, Februari 17, 2015

The Perks of Being Wallflower covered (2015)

Bismillah :)



#Rara


      Beberapa bulan lalu aku melakukan sedikit percobaan pada beberapa organ tubuhku, atau mungkin lebih tepatnya otakku. Aku secara sengaja membuat penikungan persepsi terhadap apa saja yang membahayakanku. Membahayakan dari berbagai hal.

Kemudian percobaan itu berhasil, ada percobaan lanjutan yang harus aku uji lagi. Namun, sepertinya ini tidak semudah yang aku bayangkan. Aku berupaya memanipulasi pikiranku. Ada beberapa memori yang mengganggu bawah sadarku. Aku harap ini bukan hal yang sulit disembuhkan. Tapi kita lihat beberapa hari bahkan minggu ke depan, apakah ini bisa patenkan atau tidak. Aku sedikit terganggu dengan siklus memori ini. Seperti pernapasan. Inhale ekshale. Seterusnya. Hanya bedanya ini terdiri dari impuls yang abstrak dan bolak balik seperti arus pada blender. Siapa yang mau kepalanya di isi dengan berbagai peran dan nama layaknya teater di sisi London?

      Sebenarnya yang aku alami adalah respon-respon Tuhan. Apapun yang aku pikirkan, yang aku rasakan, yang aku sempat kawatir, dan yang membuat aku bicara banyak hal. Apa saja yang terjawab atas itu bukan karena upayaku dalam bertanya agar mendapat jawaban, tapi ketika aku banyak berpikir dan merasakan. Pernah merasakan matahari di tanganmu? Aku yakin tidak. Karena jika kamu semakin mendekat dengannya, kamu akan hamcur berkeping-keping. Matahari, dia memberikan cahaya, hangat, dan pusat bimasakti. Tapi melihatnya sekilas saja sudah cukup bagimu, merasakannya saja sudah cukup, tahu dia ada di kehidupanmu sudah cukup, kamu berterimakasih dia bantu kebunmu tumbuh subur, mengeringkan pakaianmu, dan manfaat listrik tenaga matahari. Tahu dia ada saja membantumu dari jauh sudah cukup. Tidak perlu memilikinya. Jika kamu tetap keras kepala ingin dekat dengannya, menjadi orang yang memiliki sosoknya, kamu pasti akan hancur karena terbakar. Tuhan memberikan respon begitu karena Dia lebih menyayangimu ketimbang dirimu sendiri. Tuhan jaga kamu, ya kan?



#Zeki R.A.


Sepertinya ada salah satu sinaps yang terganggu dari otak Rara. Mungkin benar, adakalanya sesuatu itu lebih baik tidak kita ketahui ketimbang harus terganggu dan tidak aman karenanya. Saya berharap Rara tetap pada penelitiannya, seperti yang dia katakan. Jujur saja, saya kawatir hal ini bergitu membuat manusia normal merespon irrasional. Tapi setidaknya kita izinkan saja beberapa hal membuat mereka terguncang dan memberi beberapa gertakkan tajam agar terbangun dari fatamorgana tidak berperikemanusiaan. Kalau begitu mari kita lihat usaha Rara ke depan.

"Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?” (QS. Al-Alaq: 14).
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dari anda menambahkan hal positif bagi Zeki R.A.

Thanks for reading :)

Total Pageviews

ZEKI R.A.. Diberdayakan oleh Blogger.
 
Small Pencil