Minggu, Oktober 19, 2014

Resurrection: Reliance x Success x Chance

Bismillahirrahmaanirrahiim ^_^
  
Rara


      Nama Mutiara Muslimah bagi seorang Ibu adalah sebuah do’a untuk Rara. Harapan sang Ibu sudah tergambar sejak orang-orang mengenalnya. Jadilah seperti kerang mutiara yang selalu bersabar dan teguh dengan proses dia untuk menghasilkan mutiara. Meskipun sakit yang dirasakan saat partikel-partikel laut yang tajam masuk di antara sela tubuh lunak si kerang, tapi kerang ini tidak akan pernah mau membuka cangkangnya. Karena jika dia buka cangkang itu maka dia takkan ada bedanya dengan kerang-kerang yang lain, dimakan manusia, tidak berharga, dan akhirnya bernilai rendah. Hingga nanti suatu saat tiba waktunya si kerang mutiara akan mendapatkan hasil yang manis, yaitu partikel yang ternyata dia biarkan menyusup di antara tubuhnya yang lunak itu berubah menjadi kumpulan yang memadat berwarna terang dan indah. Itulah mutiara. Rara mengambil sebuah kesimpulan, bahwa terkadang sikap berusaha menjelaskan tentang dirinya pada orang lain takkan membuat segala sesuatu lebih baik. 

(sambil baca dengarkan saja soundtrack I’m a Queen – JADE untuk analogi kerang mutiaranya: www.4shared.com/get/tM3B70aD/Im_a_Queen_Hijab_-_Jade.html )

“Tak perlu menjelaskan tentang dirimu pada siapapun. Karena yang menyukaimu tidak membutuhkannya, dan yang membencimu tidak akan mempercayainya.” Ali bin Abi Thalib



Zeki R.A.

"Kau berusaha mengejar keinginanmu, ya? Sepertinya kau sudah berjuang keras, dan kehilangan arah tujuan."- Kou, Ao Haru Ride
      Kata-kata di atas tepat pada sasaran yang sedang saya alami. Siapapun yang sadar kalau hidupnya tidak sebentar pasti akan memimpikan hidup yang sukses, berkarya untuk islam, dan percaya bahwa Allah itu Maha Besar. In syaa Allah saya berada pada titik itu. Saya tidak mau selamanya menjadi orang yang terus bergantung, tidak mandiri, dan bersikap sebagai orang yang tidak bijak untuk paham. Beberapa postingan saya belakangan memang membangunkan saya dari hibernasi yang sangat panjang. Setelah sekian lama berhenti menulis, saya memutuskan untuk menulis lagi dan meninggalkan kesedihan-kesedihan karena terlalu banyak ikan yang terlewatkan untuk ditangkap. Apa saja akan saya coba bagi dengan tulus kepada pembaca lewat tulisan saya.
“Bila kau bukan anak raja dan juga bukan anak ulama besar maka menulislah!” - Imam Ghazali
Saya bukan orang kaya raya, bukan juga selebriti yang memiliki fisik mempesona, apalagi anak ulama yang masyur di Indonesia. Saya hanya perempuan muslim yang berusaha untuk bisa meninggalkan warisan yang akan memanjangkan umur saya. Karena suatu saat saya pasti akan mati. Meskipun dengan hanya sedikit ilmu ini, saya berusaha untuk mengemasnya agar bisa bermanfaat untuk orang lain.
****
      Saya akan ceritakan hal yang bisa dibagikan setelah saya ikut bedah buku THE MODEL karya Ustadz Nopriadi Hermani, Ph.D. yang isinya terkait ilmu untuk menjadi orang sukses mencapai impian. Kita mengetahui bahwa sekarang ini adalah zaman ilmu. Semua negara memiliki teknologi yang terbarukan, modern minimalis, dan canggih. Tapi ilmu yang ada itu senantiasa mencapai kegagalan. Pertanyaannya, kenapa dianggap gagal? Sekarang kita simak dulu penjelasan selanjutnya.
      Hanya satu tokoh yang sukses sendirian tapi dibarengi dengan suksesnya banyak orang dalam sebuah peradaban. Tokoh itu adalah Nabi Muhammad SAW. Setiap tokoh biasanya punya karya, yaitu buku. Tokoh memiliki kata-kata yang mereka konsepkan sedemikian rupa, sehingga terlahirlah sebuah buku. Sedangkan Rasulullah, membawa Al qur’an sebagai sebuah konsep yang akhirnya dibukukan, akan tetapi beliau tidak mengakui kalau buku itu karyanya. Tapi Al qur’an diakui Nabi Muhammad SAW sebagai firman yang diturunkan oleh Allah untuk hambaNya agar semua manusia menggunakan agama yang diridhoi olehNya. Lewat Al qur’an, Allah ingin sampaikan bahwa Allah lah yang satu-satunya pantas untuk disembah, fungsinya sebagai wujud bukti bahwa adanya sang Pencipta, dan mengarahkan kita untuk berpikir secara mendalam bahkan mustanir kalau Allah itu Wajibul Wujud (Jelas ada). Oleh karena itu, bagaimana dengan orang-orang atheis? Bisa kita simpulkan bahwa orang-orang atheis itu dogmatis (tidak mikir). Pernah suatu ketika di masa kuliah di Jepang Ustadz Norpriadi bertanya dalam suatu kesempatan pada orang atheis, “Bagaimana kamu membuktikan sang Pencipta itu tidak ada sedangkan banyak sekali ciptaan di dunia?”. Mereka hanya menjawab, “Itu pertanyaan yang susah.” Nah, itu hanya sebatas penjelasan sederhana tentang konsep kenapa kita harus beriman kepada Al qur’an yang dibawa oleh Rasul.
      Segala sesuatu itu diciptakan dua kali, yaitu dalam pikiran dan dalam realisasi. Oleh karena itu, segala hal yang penting dan berharga itu biasanya didesain dengan serius terlebih dahulu--lalu pada akhirnya terwujud. Nah, bagaimana dengan desain hidup kita? Pada bedah buku THE MODEL ini dijelaskan bahwa desain kehidupan seorang muslim itu adalah berujuk pada al qur’an dan as sunnah. Tiada desain lain yang bisa membuat kemashlahatan selain ini. Maka sebelum kita ingin mewujudkan impian kita di masa depan, desainlah dahulu mimpi-mimpi kita sesuai dengan tauladan kita, yaitu Rasul. Setelah kita buat desain itu, kita lakukan sesuai dengan pedoman yang sudah Allah sampaikan untuk ummat manusia di bumi. THE MODEL untuk kita adalah utusannya, yaitu Rasulullah.
       Di zaman sekarang memang banyak manusia yang cerdas tapi tidak bisa selamatkan peradaban. Ilmu-ilmu yang digunakan hanya sebatas ilmu agar sejahtera secara materi. Padahal zaman tidak menuntut untuk ciptakan orang-orang kaya, tapi zaman menuntut kontribusi dalam perubahan. Contoh sederhananya adalah orang jepang, mereka itu hanya ahli di satu bidang pada tiap-tiap orangnya. Hal ini diukur secara fisik dan material. Memang benar jika semua profesi itu harus punya jam terbang. Tahapannya antara lain: (1) tahu, (2) bisa, (3) profesional, baru (4) jam terbang tinggi. Namun, untuk mendapatkan jam terbang tinggi itu tidaklah dengan waktu yang singkat. Orang jepang menghabiskan waktunya untuk fokus menguasai satu hal agar memiliki jam terbang yang tinggi. Kesuksesan negara mereka memang besar, tapi itu tidak menggambarkan kesejahteraan, karena tidak bisa membuat sebuah peradaban.
      Faktanya, dunia ini para intelektualnya mengalami keadaan berupa intelektual trap, yaitu keterjebakan intelektual yang sumber utama intelektual itu adalah ilmu dari barat. Pernahkah kita pikirkan, kenapa islam yang dipelajari secara keilmuan di sekolah-sekolah keagamaan malah sulit untuk diambil, sedangkan itu adalah hal yang sangat gampang dipahami? Jawabannya karena sumbernya sendiri saja dari barat. Jadi jangan heran jika ada pelajar/mahasiswa Indonesia yang dapat beasiswa kuliah di luar negeri malah error otaknya, apalagi jika dikaitkan dengan hukum Allah. Kasus paling terbaru, mahasiswa bidang hukum menuntut larangan nikah beda agama dicabut. Ini sudah jadi salah satu tanda kegagalan ilmu. Nah, di bawah ini adalah grafik perbandingan peradaban islam dan peradaban yang ditempati kaum muslim yang ada sekarang:

Ilmunya yang didapat saja dari yang menjebak ke kaum muslim ke posisi direndahkan, yaitu kaum barat (kapitalisme dan sosialisme), maka takkan pernah sampai kesejahteraan dan kebangkitan itu dari kaum muslim. Percuma saja karena terus-terusan bergantung pada pihak yang dari awal membuat rendah, bukannya pada hukum Allah.
       Sedangkan sukses dalam islam itu adalah menjalankan tugas-tugas (peran) di dunia dengan benar sesuai jalurnya (benar).  Tauladan kita adalah Rasulullah, yang sukses menjadi pemimpin (khalifah), ayah, suami, imam, guru, dan utusanNya. Sungguh tidak sebanding dengan peradaban lain dimana Islam menyapu dunia dengan peradaban yang luarbiasa hebat kala itu karena setiap muslim paham perannya sebagai pengemban da’wah. Inilah yang menjadi masalah kenapa umat muslim masih belum bisa sejahtera dan bangkit dari keterpurukan. Kerendahan ini tidak akan berubah kalau manusia tidak menggunakan peran hidupnya sebagai muslim dengan pedoman sesuai Al qur’an dan as sunnah. Karena kita tahu bahwa jika hukum tidak dijadikan sebagai rujukan desain hidup seseorang atau peradaban maka Allah berikan penghidupan sempit.
      Ketika saya menyimak dengan fokus bedah buku THE MODEL kala itu. Ada seorang lelaki yang sudah berumur memakai kemeja garis-garis warna biru ungu, celana panjang warna hijau lumut, sepatu cokelat, berkacamata, dan rambutnya putih karena umur yang memang sudah tak muda. 
      Beliau hadir di situ atas undangan Ustadz Wahyudi untuk membanding buku THE MODEL apa saja kekurangannya. Beliau bernama Abdurrahman Malik. Bapak ini maju ke depan dan mulai berbicara kepada kesemua peserta. Beliau berkata bahwa buku THE MODEL ini tidak ada yang bisa dikritik, karena THE MODEL yang dipaparkan oleh penulis adalah perwujudan dari kesuksesan sang Rasul kepada sukses yang tidak sendirian, tapi sukses untuk sebuah peradaban yang 1300 tahun lamanya. Inilah yang menjelaskan kenapa ilmu yang ada di zaman ini hanyalah ilmu gagal, karena di antara semua ilmu yang ada tidak ada yang mampu membuat sebuah peradaban yang sejahterakan manusia di 2/3 bumi selama 1300 tahun.
Dari semua yang beliau sampaikan, ada kata-kata beliau yang sangat membuat saya terpaku dan hampir meneteskan air mata. “Please increase your thinking and reading. Itu yang perlu disiapkan untuk membuat desain terbaik pada masa depan kita. Apakah kalian yang berada di sini menyimak bedah buku ini ada yang bermimpi ingin masuk surga? “ kami menjawab ada. “Surga macam apa?” saya menjawab surga firdaus, disertai teman-teman yang lain. Beliau lalu menambahkan, “Bayangkan ketika ada sejarahnya seorang wanita pelacur yang menolong seekor anjing kehausan saja diberi Allah surga. Bagaimana jadinya jika kita semua juga berusaha memantaskan diri untuk selamatkan peradaban sistem kufur dengan adanya 1,2 miliyar orang kelaparan? It’s not too late kan? Not too late.” Beliau katakan kata it’s not too late itu berkali-kali dengan fakta umur beliau yang sudah tidak muda lagi.
      Melalui tulisan inilah saya ingin mengingatkan diri saya sendiri dan orang lain agar selalu memantaskan diri untuk menjadi salah satu penghuni surganNya. Lewat menyampaikan pada ummat kalau mereka diseru dengan ahsan agar berbondong-bondong menggunakan hukum Allah sebagai aturan kehidupan dan menjadikan Rasulullah saja sebagai rujukan desain terbaik kesuksesan itu. Sangat wajar kita bersemangat berjuang ketika kita masih muda seperti ini, karena memang Islam menuntut para pemudanya menjadi mercusuar perubahan. Di akhirat nanti pasti ditanya waktu muda kita akan habis untuk apa. Sedangkan contoh baik di atas, dengan usia yang sudah tidak muda, itu sangat luarbiasa, karena dengan upaya terbaik berjuang diwaktu senja, masya Allah. Ketika ingin mewujudkan segala impian sukses, maka jadilah sukses sesuai dengan definisi islam, yaitu melakukan segala tugas di dunia sebagai hambaNya sesuai dengan aturanNya. Sikap seperti inilah yang bisa membawa kita menuju kembalinya peradaban islam kaffah di muka bumi.

Wallahu’alam bishshawab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dari anda menambahkan hal positif bagi Zeki R.A.

Thanks for reading :)

Total Pageviews

ZEKI R.A.. Diberdayakan oleh Blogger.
 
Small Pencil