Bismillahirrahmaanirrahiim ^_^
#Rara
Sepanjang waktu aku memikirkanmu.
Siapakah kamu yang aku maksud? Kamu yang memiliki jalur dopamine terpendek
untuk sampaikan proses ke otak. Menelan segala aspek dunia ke dalam pikiran dan
jiwa. Manusia introvert. Hanya sedikit yang sepertimu, hanya kamu yang mengerti
sudut pandang empedu hitam yang dimiliki oleh kalangan introvert lainnya, dan
hanya kamu yang bisa menangkap apa yang sedang kubicarakan sekarang.
“Mereka sering terpaksa mengorbankan
kepribadiannya sendiri agar dapat diterima oleh orang banyak.”
|
Mereka adalah individu yang memiliki
kepribadian introvert. Interaksi kehidupan yang mereka jalani berbenturan
dengan kehidupan lain yang plural. Aku pernah membaca kalau introvert itu
adalah personalitas dominan yang masuk rumah sakit jiwa, menjadi psikopat, atau
penemu suatu yang tidak lazim. Aku harap kalian tidak menjadi persona yang
merugikan orang lain. Karena aku mengetahui jika seorang introvert mulai
tertekan pasti akan menjadi sosok yang tidak pernah introvert itu sendiri
bayangkan. Aku juga khawatir jika introvert dalam posisi ditekan oleh
ekstrovert bisa menjadi orang yang sangat mengerikan, memancarkan aura
kegelapan, dan menusuk keadaan menjadi kelam. Saat itulah introvert mengerti
kalau dia sedang tidak memerlukan siapa-siapa.
Suatu ketika aku berjalan di dalam
perpustakaan bulan Mei, aku menemukan buku tentang kejiwaan. Buku ini
menjelaskan kalau seorang yang jika saja ketika itu sedang bersama dengan
introvert lain malah menjadi paling ekstrovert di antaranya lalu menjadi introvert yang
tertekan di antara ekstrovert, maka sebenarnya dialah yang paling introvert di
antara introvert-introvert yang lain. Alisku mengernyit ketika membaca ulasan
ini. Mungkin jika di antara kalian adalah salah satu persona yang ‘mastermind’
akan mengerti kenapa ulasan tersebut menggelitik pikiranku. Mungkin di
sekelilingku tidak ada yang memiliki persona mastermind ini.
Topeng dalam sebuah personalitas adalah
sesuatu yang mutlak, karena kata persona saja sudah menggambarkan arti
kepalsuan. Personality dalam bahasa inggris berarti kepribadian, diambil dari kata persona yang sering kali dapat menipu kita dari tampilan luar orang tentang suatu sikap. Persona, bahasa Yunani yang berarti topeng. Setiap ekstrovert
memiliki topeng lebih banyak ketimbang introvert, sehingga sudut pandang all
out ekstrovert mengubah mereka jadi tidak mengenal diri mereka sendiri. Merasa
mengerti akan segala hal, padahal secara objektif mereka tidak mengerti.
Sedangkan introvert terlalu fokus pada pemahaman diri sendiri, mereka mengerti
siapa diri mereka, dan topeng apa saja yang mereka pakai. Tapi akibatnya mereka
tidak bisa dan tidak akan pernah membuka satu topeng itu pada dunia luar,
karena mereka tidak memerlukan dunia luar persis setara dengan ketidakinginan mereka
diwarnai oleh dunia luar itu sendiri. Oleh karena itu, hal yang paling
menakutkan oleh introvert adalah ketika ekstrovert begitu menekan mereka,
mereka si introvert bisa saja menjadi makhluk mengerikan dan berlagak bagai senjata tajam.
Karena introvert sangat tertekan oleh paksaan. Untuk meredakan tekanan dan
menghindari gangguan kejiwaan, introvert ini bisajadi menjelma menjadi seorang
yang
sangat kejam.
#Zeki R.A.
Ini adalah kisah orang-orang yang disalahpahami karena memang
punya nilai kebenarannya sendiri. Cenderung punya nilai kebenaran yang tidak
bisa diganggu gugat. Biasanya berbeda dengan nilai kebenaran kolektif. Hanya
Tuhan yang berhak menghakimi kebenaran apa yang mereka pikirkan. Karena itu
mereka lebih suka menyimpannya sendiri dan memutuskan tidak butuh siapapun dan
berpikir bahwa hanya Tuhan yang layak menghakimi apa yang mereka pikirkan.
Islam yang dapat menangani topeng sikap
orang-orang ini. Apalagi jika kita kaitkan dengan role model terbaik untuk
Islam, seperti para utusan Allah. Beberapa hadith yang saya rasa bisa
memberi semangat dan kekuatan kepada introvert, supaya tidak terlalu ekstrim
dengan arus introversi. Dalam Jami’ al-Tirmidhi
Apabila seorang
introvert merasa tidak bersemangat untuk menemui orang ramai karena tabiat mereka
memang begitu adanya. Hadith Rasulullah s.a.w. ini akan tetap memberinya
semangat untuk menyantuni saudara seIslam dengan senyuman dan membantu mereka
dengan mengisi air ke dalam bekas mereka. Lalu yang selanjutnya Sahih
al-Bukhari dan Muslim:
Ketika
seorang introvert dikuasai rasa malas untuk memenuhi jemputan atau mengunjungi
sesiapa di kalangannya, hadith ini akan menguatkan diri dengan ingatan mengenai hak-hak Muslim yang
perlu dipenuhi. Dalam Sahih Al-Bukhari dan Muslim:
Sekiranya
seorang ekstrovert telah melangkahi batasan adab dalam berbicara, maka hadith
ini mempunyai daya bujuk yang tinggi supaya mereka mengawal batas. Di sinilah
terpancar keindahan Islam yang mampu menolong introvert, kita mungkin memiliki personalitas
introvert atau ekstrovert, kita tidak akan terjerumus ke dalam sikap melampau
melayani persona dan tabiat diri ini. Keseimbangan pun tercapai dengan indahnya
dalam masyarakat. Karena bagi saya hubungan ini memang seperti analogi zat aktif polar
dan non polar pada sediaan herbal. Mereka hanya ingin berikatan pada sesama
polar atau sesama nonpolar. Albumin pada ikan haruan adalah senyawa polar yang hanya akan mudah tertarik dengan senyawa polar ketika dibuat ekstraksinya. Banyak pilihan agar mereka bisa berikatan, H2O, metanol, etanol, asalkan polar. Introvert hanya dapat dipadahami oleh introvert
lainnya tanpa waktu panjang, sikap ini bisa saling melengkapi karena tidak ada
penerjemah lagi di setiap interaksi. Namun, islam mampu menjadikan analogi
medan magnet pada introvert dan ekstrovert. Mereka terikat karena berlawanan
akibat ion-ion yang saling melengkapi. Keterikatan ion inilah yang diibaratkan
sebagai pertolongan islam, sebagai penerjemah dan jembatan bagi dua personalitas yang berlawanan.
wallahu a'lam bishshawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar dari anda menambahkan hal positif bagi Zeki R.A.