Bismillahirrahmaanirrahiim
^_^
Rara
"Jika kamu kehilangan sabar, mungkin aku akan kehilanganmu."
Kata-kata di atas adalah kata-kata dari penulis Kurniawan Gunadi yang memiliki
kepribadian ENTJ dalam klasifikasi MBTI. Rara termenung di antara buku-buku
perpustakaan. Beberapa buku yang dia baca terkait tentang motivasi agar dia
bisa menghadapi keadaannya sekarang. Pernahkah kamu pikirkan jika pada suatu
keadaan ada seekor kucing yang berhati lembut, dididik oleh orangtuanya penuh
kasih sayang dan sikap kompetisi—ibunya memiliki sikap tegas namun positif dan
ayahnya adalah jiplak sempurna dari sikap introvert si kucing kecil. Semakin
kucing beranjak dewasa, semakin dia melihat banyak macam sifat orang lain di
luar tubuh dan jiwanya. Maka tidak sedikit si kucing merasa tertekan dengan
oranglain hanya karena keadaan dunia luar itu lebih keras ketimbang sekedar
lingkungan tempat tinggal si kucing kecil. Dunia terasa sangat kejam, seakan-akan
tidak ada keadilan, banyak sikap melukai manusia lain, dan orang baik lebih
banyak diam.
Rara pernah mendengar tentang klasifikasi
sikap orang terhadap orang lain. Bahwa kehidupan ini terbagi menjadi 3 sudut
pandang pada orang lain, yaitu: 1) orang yang peduli dengan kita dan menyayangi
kita bagaimanapun keadaan kita, 2) orang yang membenci kita bagaimanapun
baiknya kita, dan 3) orang yang tidak peduli dan tidak memiliki peran apapun
dalam hidup kita. Jika kita memahami 3 macam orang ini maka kita takkan ambil
pusing bagaimanapun sikap orang lain kepada kita.
“Ra,
ngapain aja daritadi mondar-mandir di
perpustakaan ngga selesai-selesai?”
sapa Yati pada Rara yang asik membaca.
“Aku
sedang sedih, makanya aku baca buku.” Sahut Rara.
“Ah,
kau ini, terlalu introvert. Mudah sekali rapuh hanya karena bentakan Aulia.”
Ucap Yati dengan ketus.
“Tidak
kok, aku hanya berpikir kalau bisa jadi aku yang benar-benar salah. Aku hanya
berpikir kalau aku pantas dibentak. Bisajadi karena dosaku yang banyak. Semoga
bisa jadi penghapus dosaku. Makanya aku tidak melawannya dan hanya diam.” Jelas
Rara.
Zeki
R.A.
Manusia mana yang tidak mau menjadi
terbaik di antara kalangannya? Menjadi pemenang di keadaan yang tepat serta
dengan gengsi terjaga? Lalu prestasi terbaik dan menang apa yang sebenarnya
itu? Kasus Rara di atas mungkin sering terjadi pada kita. Ada kalanya kita
tidak pernah cocok dengan oranglain atau bahkan masyarakat—hanya karena
memiliki ideolisme yang berbeda. Jika saya jadi Rara, mungkin saya akan terluka,
menunjukkan perlawanan karena yakin bahwa bentakan itu adalah sikap merendahkan
seseorang, dan bisa jadi lost control
untuk management perasaan. Namun, keputusan untuk bersabar adalah kunci terbaik
dalam mempositifkan jiwa. Seperti yang diucapkan oleh Mohandas K. Ghandi:
“Kehilangan kesabaran berarti kalah perang.”
Oleh
karena itu Allah janjikan banyak hal baik bagi orang yang mau bersabar.
Sabar dalam segi bahasa adalah upaya
menahan diri. Sabar terbagi menjadi 2, yaitu sabar di atas ketaatan kepada
Allah dan sabar di atas kemaksiatan kepada Allah. Terkadang kita mengalami
sikap lelah atau bosan dengan aktivitas ibadah, makanya kita harus sabar dalam
ketaatan. Adakalanya kita mengalami kesulitan dalam menjauhi maksiat, makanya
kita harus berusaha kendalikan sabar kita agar tetap terjaga. Marah, bersikap
kasar, membentak orang, merendahkan, sombong, dan lainnya adalah beberapa
keburukan akhlak yang dapat menodai sabar kita di atas kemaksiatan. Karena
sikap buruk seperti itulah yang dapat membuat kita cendrung pada keburukan atau
kemaksiatan.
”Katakanlah: “Hai hamba-hambaKu yang beriman. Bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Qs. Az zumar: 10)
Pertolongan
takkan diberikan selama kita belum memberikan bukti kita menolong agama Allah.
Esensi menolong agama Allah adalah kita tetap berpegang teguh pada akhlak
terbaik meski cacian dan hinaan menusuk jiwa kita. Jangan pernah korbankan sabar dan sikap terbaik kita dalam situasi
apapun, karena pengorbanan seperti ini adalah pengorbanan untuk menjaga
keindahan Islam itu tetap ada dan anggun.
Manusia memiliki naluri untuk menjaga harga
diri dan gengsinya, melawan jika diserang, atau bahkan membalas lebih kejam.
Ini biasa disebut dengan gharizah baqa’. Gharizah baqa’ adalah naluri
mempertahankan diri, ego, gengsi, dan status ketika orang lain bersikap annoying atau mengancam keberadaan
seseorang. Wujud naluri ini umumnya bisa dengan sikap emosional, marah, dan
lainnya. Sabarlah yang dapat memanagement naluri ini. Orang yang sabar akan
dicintai Allah, takkan ada lagi yang bisa membuat kita tenang selain motivasi
terbaik yaitu cinta Allah:
“....Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Qs. Ali Imran: 146)
Sabar akan membuat musuh tidak mampu
mengalahkan kita. Karena lewat sabarlah kita mampu menang melalui nafsu amarah
kita. Bahkan keutamaan sabar sudah ditampakkan oleh Nabi Muhammad SAW. Manusia
mana lagi yang bisa menandingi sabarnya Rasulullah? Rasulullah adalah contoh
terbaik kita dalam bersabar. Upaya apapun diusahakan agar kita mampu bersabar,
yang marah ketika berdiri dianjurkan duduk serta berwudhu untuk memadamkan api
marah. Sabar adalah sikap paling anggun yang bisa kita upayakan untuk kebaikan
islam. Menjadi orang yang tidak disiplin, pemarah, terburu-buru, tidak sopan,
dan berbagai sikap buruk lainnya itu mudah dan banyak. Tapi menjadi penyabar,
tulus, jujur, dan ramah itu sedikit. Berbanggalah menjadi orang yang sedikit.
“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Qs. Ali Imran: 120)
“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu.____- Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” (Qs. Ali Imran: 186)
Allah hanya meminta kita untuk taat
perintahNya, dan menjauhi larangnNya. Taat perintah Allah itu berwujud sabar
kita untuk terus berpegang teguh pada sikap paling positif yang bisa kita
usahakan. Berbagai ayat Allah yang saya paparkan di atas secara gamblang
mengatakan, bahwa orang yang sabar itulah yang menjadi pemenang sesungguhnya,
tak ada kekawatiran yang perlu diresahkan dengan sabar yang kita lakukan, dan
sabar adalah wujud prestasi terbaik sebagai seorang muslim. Karena dengan sabar
kita bisa bagikan cahaya islam dalam gelapnya akhlak umat muslim sekarang.
Menjadi penerang di antara keputus-asaan. Seperti yang dijelaskan dalam hadist
dari Abu Malik, Rasulullah bersabda “.....Sabar adalah cahaya.” (HR. Muslim). Dunia
da’wah adalah dunia yang harus dijalani dengan penuh kesabaran. Ini menjadi
cermin motivasi untuk kita atas kesabaran para pejuang Islam zaman dahulu yang
kendalanya begitu berat untuk Islam. Oleh karena itu, jangan pernah korbankan sabar dan sikap terbaik kita dalam da’wah.
Semoga kita istiqomah dalam bersabar.
Wallau’alam
bissawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar dari anda menambahkan hal positif bagi Zeki R.A.