Minggu, Oktober 05, 2014

Stairs: Zombie

Rara

Bismillah. 
      Sekarang aku akan menceritakan tentang pembunuhan yang kulakukan selama kurang lebih hampir satu tahun. Sebenarnya aku tidak bermaksud untuk itu, tapi pernahkah kamu berpikir tentang suatu keadaan? Jika ada seekor kucing yang selalu diajarkan ibunya agar bermain dengan bijaksana di lingkungan tempat tinggalnya, jadi anak yang diinginkan orangtua, apapun boleh dilakukan. Ibu memberikan kebebasan untuk memillih pohon apa tempat kucing kecil bermain, kecuali pohon salak. Pohon salak berada di seberang tempat tinggal kucing kecil dan ibunya. Kucing kecil bertanya-tanya, "Kenapa aku tidak boleh bermain di pohon salak? Aku sangat penasaran."
       Si kucing kecil mulai beranjak dewasa, dia punya banyak teman bermain. Suatu ketika kucing kecil penasaran dan ingin sekali bermain di pohon salak. Kucing kecil memutuskan ingin menyebrang mendatangi pohon salak. Kucing kecil berjalan dengan hati-hati menuju pohon salak di seberang. Tiba-tiba ada mobil melaju sangat kencang. Kucing kecil tertabrak, kepalanya berdarah, dia pingsan dan tergeletak tidak berdaya.  Kucing kecil masih bisa tertolong, sekarang kucing kecil dirawat agar luka di kepalanya cepat sembuh. Namun, dokter hewan mengatakan kalau kucing kecil kena geger otak. 
       Beberapa minggu setelah kejadian, kucing kecil mulai melakukan aktivitas seperti biasa. Kucing kecil bermain dengan teman-temannya. Ada yang berbeda dengan kucing kecil, sifatnya tidak biasanya. Dokter hewan bilang keadaan ini akibat dari geger otak yang dialami kucing kecil,ada sedikit kerusakan di saraf otak si kucing, in syaa Allah bisa kembali seperti semula jika diobati dan ditambah dengan usaha-usaha. Hal ini membuat ibu kucing jadi sedih.
       Aku berpikir, bahwa geger otak adalah cobaan yang menimpa kucing kecil. Hal itu membuat segala hal di dunia kucing kecil berubah, berbeda dengan biasanya. Suatu saat akan sembuh. Cobaan itu seperti geger otak yang membuat seseorang berubah drastis, membuat segalanya berbeda, semua orang merasa asing. Namun, ada kalanya nanti bisa kembali seperti semula.
Coba kita ingat kembali ayat:... "yaitu orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya." Qs. Al Baqarah; 46.
        Aku tidak bermaksud melakukan pembunuhan massal selama berhari-hari hingga banyak sekali hari yang dilewati, jika ternyata aku sedang berada di transportasi udara yang tidak pernah landing. Rasanya mabuk udara. Banyak yang disembunyikan pada osseus frontalis dan occipitalis, dibiarkan terbawa angin seperti layang-layang yang tidak tau arah tujuan. Ini gara-gara tidak pernah landing! Aku merasa lega lebih awal jika tidak kubiarkan penundaan landing dan merasa ingat untuk kembali pada proses apoptosis. Mungkin ada 2 orang yang mengerti maksud cerita kematian.


***

       Aku duduk di antara dua pohon beringin bertulis nama orang. "Ra, kamu tidak ikut bakar-bakar?" Lia menegurku dari belakang pagar pembatas. "Males ah." ucapku singkat. "Wah, ngga asik kan kalo orangnya dikit. Ayo naaah." Lia berusaha meyakinkankku untuk nimbrung dengan teman-teman yang asik makan ikan bakar. "Iya iya, siapa tau nanti aku nyusul kamu ke sana." Ucapku. "Okey, jangan lupa bawa kentangnya yaa." Lia menjauh.
Sebernarnya aku tidak berniat untuk menyusulnya. Biarkan saja PHP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dari anda menambahkan hal positif bagi Zeki R.A.

Thanks for reading :)

Total Pageviews

ZEKI R.A.. Diberdayakan oleh Blogger.
 
Small Pencil