Jumat, Oktober 10, 2014

Resurrection: Kebaikan x Kebaikan x Kebaikan



Zeki R.A.
 
      Bismillahirrahmaanirrahiim. Kita menyadari bahwa Allah itu Maha baik, memiliki kasih sayang yang tidak pernah punah pada hambaNya. Bahkan jika ternyata tidak sedikit hamba yang berbuat kesalahan, melakukan larangan, tidak laksanakan kewajiban, dan sebagainya. Tapi Allah senantiasa memberikan kesempatan dan maaf ketika kita mau bertobat. Betapa baiknya Allah! Alhamdulillah wasyukurillah. 

      Jika kita bercermin pada diri sendiri, Allah bahkan lebih menyayangi kita ketimbang kita sendiri, Allah lebih tahu bagaimana memperlakukan diri kita ketimbang diri kita sendiri. Betapa baiknya Allah, Tuhan kita yang Abadi. Pernah dan tidak sedikit hamba Allah yang putus asa dengan amalnya, melakukan berkali-kali kesalahan yang sama, tapi dia masih diberi kesempatan hidup di dunia Allah, melakukan sesuka hati, subhanallah, betapa ruginya orang yang takabbur dengan dunia sedangkan kesempatan untuk dicintai oleh Allah ada di depan matanya.
 
      Saya adalah salah satu hamba yang diberi kesempatan lagi untuk memperbaiki amal, diberi beberapa sisa umur lagi agar bisa memperbaiki kesalahan, melaksanakan dengan benar SOP hidup saya sebagai hambaNya, yaitu Al Qur'an dan assunnah. Siapa yang tidak pernah berbuat kesalahan? Bahkan ada pepatah yang menyatakan, "Orang yang tidak bisa memaafkan orang lain adalah orang merasa bahwa seakan-akan dirinya tidak pernah berbuat kesalahan." Refleksi pada diri kita bahwa setiap orang pasti berbuat salah, terlepas itu khilaf atau kalap. Khilaf karena tak sengaja, atau Kalap yang tetap melakukannya meski dia tahu itu salah. Manusia mungkin merasa berat untuk memaafkan orang lain, tapi Allah, Dia Maha Pemaaf, Maha Pengasih, ketika kita memutuskan untuk taubatan nasuha, maka takkan ada lagi dinding tinggi yang menghalangi kita dari ampunanNya.
 
      "Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui." Qs. Al baqarah: 268.
Kita berbuat dosa hanya karena kita terlalu khawatir dengan dunia, mangharapkan kenyamanan dan kebahagiaan fana, hal tersebut dikarenakan musuh nyata kita sedang menakuti kita dengan hal yang tidak kita harapkan. Kita mungkin belum cukup bersabar dalam ketaatan. Meskipun begitu, Allah sudah mengetahui tentang kesalahan yang mungkin kita lakukan, Dia malah sudah mengantisipasi duluan kalau ampunanNya Maha Luas. Apa lagi yang kita inginkan jika kita coba resapi ayat ini? Allah saja pasti lebih dari cukup. Betapa indahnya CintaNya pada kita, bahkan Dia lebih tahu keadaan kita ketimbang diri kita sendiri.
 
      "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa". Qs. ('Āli `Imrān):133
Masya Allah, keni'matan yang tiada banding akan Allah berikan bagi mereka yang bersegera minta ampun padaNya. Harta dan kebahagiaan mana yang mampu menandingi keni'matan ini? Saya yakin tidak ada. Ketika sebuah permohonan ampunan hadir dalam diri kita yang meminta, saat itu pula kita berada dalam lingkup kebaikan, kita mencoba menjerumuskan diri kita pada kebaikan, lalu Allah sudah siapkan ampunan itu dengan waktu di umur kita yang tersisa untuk memperbaiki, maka di saat yang sama kebaikan itupun datang dari Allah. Kita mulai melakukan amal baik, berusaha sebaik mungkin dari sebelumnya. Kebaikan yang kita lakukan dibayar dengan kebaikan ampunan yang kita harapkan datang dalam diri kita. Hal ini memacu diri kita untuk terus melakukan yang terbaik untuk Nya, memperlihatkan usaha berbuat kebaikan meskipun sedikit selama kita bisa. Kebaikan yang membawa kebaikan yang lain. 
.. dan berbuat baiklah (kepada orang lain), sebagaimana  Allah telah berbuat baik kepadamu. Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS. Al-Qashash:77)

****

Rara


      Dia mengusap kedua matanya dengan kedua tangannya yang bergetar, terdiam di sajadah yang wangi, tertunduk memikirkan Robb nya, dan mulai berpikir banyak hal. "Ya, Allah, izinkanlah aku perbaiki dengan baik, aku ingin surgaMu dan kekuatan yang banyak." bisiknya. Pagi yang cerah itu tidak secerah perasaannya saat ini, Ibu nya sedang berberes-beres rumah dan menanti anak perempuannya yang sedang sholat dhuha.
 
      Dia mulai melipat sajadahnya tanpa merapikan mukena, dia khawatir ibunya menunggu lama. Maklum, hanya dia yang dipercaya ibu untuk mengantar. Ayahnya sering terburu-buru mengendarai motor, sedangkan ibunya sangat penakut jika terkejut sedikit saja saat dibonceng, jantung terasa akan copot--sedangkan Rara lebih lamban saat berkendara. "Ra, sudah siap?" seru ibunya dari ruang tamu, rupanya sang ibu sudah selesai merapikan rumah. "Sedang memakai kerudung bu." sahut Rara. Bathin Rara langsung berbicara, hari ini dan seterusnya akan beraktivitas lebih baik lagi. "Aku akan buat ibu bahagia ketika dia sadar sudah memiliki aku yang payah ini, mudah-mudahan hari ini ada yang bisa kulakukan untuknya." pikir Rara.
 
      Sesampai Rara dan ibu berbelanja di pasar, Ibu berkata pada Rara untuk langsung pulang saja di jalan pintas. Rara menurut perintah ibunya. Ibunya membuka percakapan ketika melewati rumah orang kaya yang berbahan beton, "Ra, kalau bikin rumah yang begini saja ya." ibunya berucap sambil membuka helm. "Iya bu, in syaa Allah. Nanti kalau bisa di komplek atau perumahan Rara bikin rumah baru." sahut Rara. "Rumah kita yang sekarang kan bisa aja direnovasi jadi beton, Ra." ucap ibu. "Nanti Rara mau rumah baru tapi rumah kita direnovasi juga bu, hehe." Rara menambahkan. "Harus punya tanah sendiri itu, gimana juga dapat tanah, tanah kan mahal?" kata ibu. "Sambil menabung bu, nanti beli tanahnya dulu. Mudah-mudahan, Rara punya cukup rezeki kalau sudah lulus nanti. Do'akan ya bu proposal kehidupan Rara bisa terwujud." pinta Rara. "hmm." ibu berdehem, menandakan persetujuan ibu. Arti dehem itu adalah kata iya bagi orang yang paham sifat ibu.
 
     Rara selalu berusaha bisa melakukan hal terbaik untuk ibunya, sangat sedih jika membuat ibunya kecewa, karena Rara paham betul bahwa ibunya mudah kecewa. Namun Rara tidak pernah berhenti berusaha. Rara yakin kalau niatnya untuk menjadi orang baik terhadap orang yang disayanginya tidak akan pernah sia-sia. 
"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar."Qs. (Al-Mā'idah):9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dari anda menambahkan hal positif bagi Zeki R.A.

Thanks for reading :)

Total Pageviews

ZEKI R.A.. Diberdayakan oleh Blogger.
 
Small Pencil