Selasa, Desember 25, 2012

4 Ayat X 4 Huruf X 4 Perasaan

Bismillahirrahmaanirrahiim :)



Assalamu'alaikum.wr.wb...

Kalau menurut saya, kamu boleh batal membaca tulisan ini jika kamu mau. Sebelum kamu ngebacanya cuma setengah-setengah dan membaca ngga sampai habis lalu berakhir dengan salah persepsi. Rumit ya, begitulah.
Saya sedang berpikir dan berdialog dengan diri saya sendiri, kebiasaan ini saya dapat semenjak pertamakalinya saya buka blog senior saya yang tidak bisa saya sebutkan namanya di sini demi privasi. Melihat blog orang ini, kelihatan banget introvert dan ideologis, karismatik. Jadi intinya, waktu saya baca beberapa tulisan beliau, lewat itu pesan yang tertulis sampai ke saya. Benar-benar mendalam dan seakan-akan minta dipahami dengan baik. Nah, ini dia salah satu alasan saya suka dan ngebet pengen nulis. Karena ngga semua kata-kata bisa diucap dengan lisan, makanya Allah anugrahkan pada diri seseorang kemampuan merangkai tulisan.
Inspirasi saya menulis juga para pendahulu-pendahulu islam, para tabi'in. Betapa WOW khan ya, berat buku yang kita ciptakan dibayar dengan emas yang sama berat buku kita. Saking 'sesuatu' nya yang namanya menulis itu--maksud nya saking luarbiasa islam memberi apresiasi pada para penulis. Namun sayang karya mereka di buang ke laut hitam. Nah, laut aja sampai hitam karna saking banyaknya karya mereka--tinta yang larut di air asin.

Intinya, saat saya melihat tulisan beliau, saya jadi mendapat inspirasi positif. Saya sedikit bercerita dulu ya, saya heran kenapa adik tingkat saya susah banget ya disuruh ngapalin surah. Padahal cuma 4 ayat, arti dan makna. 4 ayat itu dikit dan gampang, alasannya karna PSKG itu ada 4 angkatan. Tapi kenapa yang minta tanda tangan saya cuma dikit bahkan belum nyampe setengah peserta LDKM. Padahal bagi saya, ruhiyah itu adalah organ vital dalam meniti karir di dunia yang keras ini, biar kita dikuatkan Allah. Wah, mulai dalem deh bahasannya :D

Lalu tentang kepribadian, mungkin banyak orang yang rada heran dengan sikap saya yang selalu ingin tahu ilmu tentang kepribadian. Alasannya rumit dan banyak. Jadi biar Allah yang Tahu. Intinya, saya ingin mengalahkan diri saya sendiri, karena saya harus bertarung dengan diri saya jika saya ingin berhasil. Ah saya juga ngga ngerti lagi ngomong apa. Makanya saya sangat ingin Allah mencintai saya, karena selama ini Allah selalu jaga saya, hanya Dia yang paling ngerti segala ke-gaje-an saya yang padahal saya sendiri ngga ngerti. Subhanallah.

Tentang zeki. Saya senang dipertemukan Allah dengan kata 'zeki'. Satu-satunya kata dengan 4 huruf ini adalah kata yang bisa mengingatkan saya pada kematian. Karena jika saya ingat mati, saya akan bersemangat beribadah dan berkontribusi untuk islam. Saya beberapa kali melihat senior saya yang kali ini lain lagi orangnya dengan senior yang saya ceritakan di atas (orang yang berbeda, kebanyakan punya senior saya ini)--yang juga tidak bisa saya sebutkan namanya demi privasi beliau. Nah, beliau ini kalau bicara tentang islam, tentang dakwah, matanya berbinar-binar bercahaya, seakan-akan tidak ingin berhenti membicarakan hal tersebut, memuji-muji Rasul dan sahabat, yang jika beliau sudah memulai ceritanya udah kayak ngga ada kerjaan lain selain dakwah, dakwah, dan dakwah. Subhanallah. Padahal kan banyak skillab, ujian, praktikum, de el el. 

Saya senang sekali, sekarang saya punya sahabat baru, dia itu akhwat yang menyejukan. Saya pengen melebihi dia. Saya orang yang cepat iri dengan orang lain. Kalo ada orang yang subhanallah, saya jadi sebel sendiri dan pengen melebihi orang tersebut. Lucu juga.
Saya bahagia melihat cerita Rasul dan para sahabatnya. Saya ingin punya persahabatan kayak gitu. Dan sepertinya udah mulai nih, kami sahabatan baru aja, yang bikin kami sahabatan juga karena sudut pandang islam yang kami punya. Cool! Saya kalo udah nulis kayak anak kecil yang cerita sama mamah atau papahnya kalau tadi pagi habis mainan sama anak tetangga aja.

Semester ini saya pengen menghabiskan waktu sendiri. Saya pengen memperbaiki dengan benar segala yang salah. 3 tahun saya di cap teman-teman saya kalau saya tidak bisa mengambil kepribadian primer saya, tapi sekarang berbeda, saya sudah dapat jalan keluarnya. Saya aktivis dakwah yang harus berdiri sesuai jalurnya. Karena saya akhwat, makanya saya musti kembali membuat konsepnya. Sama, saya juga bingung lagi ngomong apa. Intinya saya pengen 4 kategori perasaan saya yaitu suka, simpati, sayang, dan cinta bisa jadi paradigma yang permanent dalam hidup saya.

'Suka' saya dedikasikan untuk segala sesuatu yang Allah berikan untuk saya di dunia, apapun itu. Sebagai wujud tanda syukur saya pada kehidupan, yg dijelaskan pada Al Qur'an "Boleh jadi kamu benci sesuatu padahal ia baik bagimu dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia buruk bagimu. Allah MENGETAHUI sedang kamu tidak mengetahui …".(Al-Baqarah:216) yang tak berani saya benci sesuatu jika ternyata memang anugrah dan sunnatullah dari Allah. Nah, ini sudah jelas banget, intinya saya belajar bersyukur deh mau dikasih cobaan atau kemuliaan. Suka suka aja. Saya sangat gemar kucing, tapi saya ngga benci anjing, babi, dan cicak. Saya bersyukur. Saya senang punya sahabat dan teman dekat, tapi jika ada orang yang benci saya dan meragukan kemampuan saya. Saya doakan dia. Saya bersyukur.

'Simpati' saya dedikasikan untuk teman-teman saya, sahabat, guru, dan orang-orang yg menginspirasi saya, orang-orang luarbiasa yang membuat saya kagum. Karna jika perasaan ini ada untuk mereka, adalah bentuk tanda perhatian saya pada mereka. Saya selalu memperhatikan mereka, karna mereka adalah bagian dari bagaimana saya mendapati pilihan-pilihan yang saya ambil untuk meraih target-target saya. Nah, perasaan ini yang paling banyak hadir dalam hari-hari saya. Karena saya hidup diiringi banyak impian. Saya belajar sesuatu tidak hanya berasal dari orang-orang yang mantab tsaqofah islamiah nya, mentor saya, dosen saya, tapi juga orang lain yang berada di sekitar saya. Bahkan dari orang gila yang berjalan di pinggir jalan. Entah seberapa tinggi antena saya kok orang gila bisa dijadikan pelajaran hidup. Eh, tapi seriusan. Jadi, meski sikap teoritis dan filosofis saya ini tidak salah. Saya masih harus mengonsepnya lebih baik lagi biar saya ngga belok-belok kemana-mana. Kata dosen saya "Sampean itu seng lurus-lurus to, sekarepmu mau gimana, seng pentinge wess usaha yang bener, ngejar impian itu ngga gampang." yah, terimakasih dok. Ya gitu, dokter gigi yang jadi dosen di kampus saya emang pada orang jawa semua. Keren! Juga, salah satu pelopor saya membagi perasaan ini adalah terinspirasi teman saya. Makanya, saya sangat simpati dengan orang-orang di sekitar saya.

'Sayang' saya dedikasikan untuk kedua orangtua saya, adik kandung saya, keluarga saya, juga someone special in the future (suami) saya serta mertua dan kerabat dia. Sepertinya bahasan ini saya ungkap pas 2015 aja.

Dan yang terakhir adalah 'Cinta' yang spesial hanya untuk Allah SWT. Dedikasi saya untuk-Nya adalah ikut mencintai apa-apa yang Dia cintai. Makanya saya mau dakwah, ngerjain sunnah-sunnah, dan lainnya karena 4 rasa ini. Dan yang paling penting itu perasaan yang ke 4 ini, yang 'cinta' pada Allah, meski disebut paling akhir, tapi ini yang paling berperan dalam 3 perasaan yang lebih dahulu disebutkan. Kalo ngga ada perasaan ini, mana bisa saya kepikiran kata 'zeki' dan bikin 4 tingkatan perasaan. Nyuruh adik tingkat ngapal surah, dapat sahabat yang mengingatkan akan surga, dan bikin niat-niat yang pengen saya kerjain besok. Udah dulu deh ya, saya mau baca buku dulu.

Wassalamu'alaikum.wr.wb...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dari anda menambahkan hal positif bagi Zeki R.A.

Thanks for reading :)

Total Pageviews

ZEKI R.A.. Diberdayakan oleh Blogger.
 
Small Pencil