Bismillahirrahmaanirrahiim :)
Assalamu'alaikum.wr.wb...
Kalau menurut saya, kamu boleh batal membaca tulisan ini jika kamu mau. Sebelum kamu ngebacanya cuma setengah-setengah dan membaca ngga sampai
habis lalu berakhir dengan salah persepsi. Rumit ya, begitulah.
Saya sedang berpikir dan berdialog dengan diri saya sendiri,
kebiasaan ini saya dapat semenjak pertamakalinya saya buka blog senior saya
yang tidak bisa saya sebutkan namanya di sini demi privasi. Melihat blog orang
ini, kelihatan banget introvert dan ideologis, karismatik. Jadi intinya, waktu
saya baca beberapa tulisan beliau, lewat itu pesan yang tertulis sampai ke
saya. Benar-benar mendalam dan seakan-akan minta dipahami dengan baik. Nah, ini
dia salah satu alasan saya suka dan ngebet pengen nulis. Karena ngga semua
kata-kata bisa diucap dengan lisan, makanya Allah anugrahkan pada diri
seseorang kemampuan merangkai tulisan.
Inspirasi saya menulis juga para pendahulu-pendahulu islam, para
tabi'in. Betapa WOW khan ya, berat buku yang kita ciptakan dibayar dengan emas
yang sama berat buku kita. Saking 'sesuatu' nya yang namanya menulis
itu--maksud nya saking luarbiasa islam memberi apresiasi pada para penulis.
Namun sayang karya mereka di buang ke laut hitam. Nah, laut aja sampai hitam
karna saking banyaknya karya mereka--tinta yang larut di air asin.
Intinya, saat saya melihat tulisan beliau, saya jadi mendapat
inspirasi positif. Saya sedikit bercerita dulu ya, saya heran kenapa adik
tingkat saya susah banget ya disuruh ngapalin surah. Padahal cuma 4 ayat, arti
dan makna. 4 ayat itu dikit dan gampang, alasannya karna PSKG itu ada 4
angkatan. Tapi kenapa yang minta tanda tangan saya cuma dikit bahkan belum
nyampe setengah peserta LDKM. Padahal bagi saya, ruhiyah itu adalah organ vital
dalam meniti karir di dunia yang keras ini, biar kita dikuatkan Allah. Wah,
mulai dalem deh bahasannya :D
Lalu tentang kepribadian, mungkin banyak orang yang rada heran
dengan sikap saya yang selalu ingin tahu ilmu tentang kepribadian. Alasannya
rumit dan banyak. Jadi biar Allah yang Tahu. Intinya, saya ingin mengalahkan
diri saya sendiri, karena saya harus bertarung dengan diri saya jika saya ingin
berhasil. Ah saya juga ngga ngerti lagi ngomong apa. Makanya saya sangat ingin
Allah mencintai saya, karena selama ini Allah selalu jaga saya, hanya Dia yang
paling ngerti segala ke-gaje-an saya yang padahal saya sendiri ngga ngerti.
Subhanallah.
Tentang zeki. Saya senang dipertemukan Allah dengan kata 'zeki'. Satu-satunya
kata dengan 4 huruf ini adalah kata yang bisa mengingatkan saya pada kematian. Karena jika saya ingat mati,
saya akan bersemangat beribadah dan berkontribusi untuk islam. Saya beberapa
kali melihat senior saya yang kali ini lain lagi orangnya dengan senior yang
saya ceritakan di atas (orang yang berbeda, kebanyakan punya senior saya
ini)--yang juga tidak bisa saya sebutkan namanya demi privasi beliau. Nah,
beliau ini kalau bicara tentang islam, tentang dakwah, matanya berbinar-binar
bercahaya, seakan-akan tidak ingin berhenti membicarakan hal tersebut,
memuji-muji Rasul dan sahabat, yang jika beliau sudah memulai ceritanya udah
kayak ngga ada kerjaan lain selain dakwah, dakwah, dan dakwah. Subhanallah. Padahal
kan banyak skillab, ujian, praktikum, de el el.
Saya senang sekali, sekarang saya punya sahabat baru, dia itu
akhwat yang menyejukan. Saya pengen melebihi dia. Saya orang yang cepat iri
dengan orang lain. Kalo ada orang yang subhanallah, saya jadi sebel sendiri dan
pengen melebihi orang tersebut. Lucu juga.
Saya bahagia melihat cerita Rasul dan para sahabatnya. Saya ingin
punya persahabatan kayak gitu. Dan sepertinya udah mulai nih, kami sahabatan
baru aja, yang bikin kami sahabatan juga karena sudut pandang islam yang kami
punya. Cool! Saya kalo udah nulis kayak anak kecil yang cerita sama mamah atau
papahnya kalau tadi pagi habis mainan sama anak tetangga aja.
Semester ini saya pengen menghabiskan waktu sendiri. Saya pengen
memperbaiki dengan benar segala yang salah. 3 tahun saya di cap teman-teman
saya kalau saya tidak bisa mengambil kepribadian primer saya, tapi sekarang
berbeda, saya sudah dapat jalan keluarnya. Saya aktivis dakwah yang harus
berdiri sesuai jalurnya. Karena saya akhwat, makanya saya musti kembali membuat
konsepnya. Sama, saya juga bingung lagi ngomong apa. Intinya saya pengen 4
kategori perasaan saya yaitu suka, simpati, sayang, dan cinta bisa jadi
paradigma yang permanent dalam hidup saya.
'Suka' saya dedikasikan untuk segala sesuatu yang Allah berikan
untuk saya di dunia, apapun itu. Sebagai wujud tanda syukur saya pada
kehidupan, yg dijelaskan pada Al Qur'an "Boleh jadi kamu benci sesuatu
padahal ia baik bagimu dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia buruk
bagimu. Allah MENGETAHUI sedang kamu tidak mengetahui …".(Al-Baqarah:216)
yang tak berani saya benci sesuatu jika ternyata memang anugrah dan sunnatullah
dari Allah. Nah, ini sudah jelas banget, intinya saya belajar bersyukur deh mau
dikasih cobaan atau kemuliaan. Suka suka aja. Saya sangat gemar kucing, tapi
saya ngga benci anjing, babi, dan cicak. Saya bersyukur. Saya senang punya
sahabat dan teman dekat, tapi jika ada orang yang benci saya dan meragukan
kemampuan saya. Saya doakan dia. Saya bersyukur.
'Simpati' saya dedikasikan untuk teman-teman saya, sahabat, guru,
dan orang-orang yg menginspirasi saya, orang-orang luarbiasa yang membuat saya
kagum. Karna jika perasaan ini ada untuk mereka, adalah bentuk tanda perhatian
saya pada mereka. Saya selalu memperhatikan mereka, karna mereka adalah bagian
dari bagaimana saya mendapati pilihan-pilihan yang saya ambil untuk meraih
target-target saya. Nah, perasaan ini yang paling banyak hadir dalam hari-hari
saya. Karena saya hidup diiringi banyak impian. Saya belajar sesuatu tidak
hanya berasal dari orang-orang yang mantab tsaqofah islamiah nya, mentor saya,
dosen saya, tapi juga orang lain yang berada di sekitar saya. Bahkan dari orang
gila yang berjalan di pinggir jalan. Entah seberapa tinggi antena saya kok
orang gila bisa dijadikan pelajaran hidup. Eh, tapi seriusan. Jadi, meski sikap
teoritis dan filosofis saya ini tidak salah. Saya masih harus mengonsepnya
lebih baik lagi biar saya ngga belok-belok kemana-mana. Kata dosen saya
"Sampean itu seng lurus-lurus to, sekarepmu mau gimana, seng pentinge wess
usaha yang bener, ngejar impian itu ngga gampang." yah, terimakasih dok.
Ya gitu, dokter gigi yang jadi dosen di kampus saya emang pada orang jawa
semua. Keren! Juga, salah satu pelopor saya membagi perasaan ini adalah
terinspirasi teman saya. Makanya, saya sangat simpati dengan orang-orang di
sekitar saya.
'Sayang' saya dedikasikan untuk kedua orangtua saya, adik kandung
saya, keluarga saya, juga someone special in the future (suami) saya serta
mertua dan kerabat dia. Sepertinya bahasan ini saya ungkap pas 2015 aja.
Dan yang terakhir adalah 'Cinta' yang spesial hanya untuk
Allah SWT. Dedikasi saya untuk-Nya adalah ikut mencintai apa-apa yang Dia
cintai. Makanya saya mau dakwah, ngerjain sunnah-sunnah, dan lainnya karena 4
rasa ini. Dan yang paling penting itu perasaan yang ke 4 ini, yang 'cinta' pada
Allah, meski disebut paling akhir, tapi ini yang paling berperan dalam 3
perasaan yang lebih dahulu disebutkan. Kalo ngga ada perasaan ini, mana bisa
saya kepikiran kata 'zeki' dan bikin 4 tingkatan perasaan. Nyuruh adik tingkat
ngapal surah, dapat sahabat yang mengingatkan akan surga, dan bikin niat-niat
yang pengen saya kerjain besok. Udah dulu deh ya, saya mau baca buku dulu.
Wassalamu'alaikum.wr.wb...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar dari anda menambahkan hal positif bagi Zeki R.A.