Selasa, Juni 26, 2012

Jati Diri Orang Islam

Bismillahirrahmanirrahimm :)


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

            Wahai para young moslem, saat kita ditanya orang—siapakah kita? Kira – kira kamu bakalan jawab apa? Kamu pasti ngejawab biasanya nama kamu, kamu orang mana, sekolah/kuliah di mana—intinya kamu pasti bilang identitas kamu. Ngomong – ngomong soal identitas nih, orang pasti ngeliat kamunya sesuai bawaan kamu—maksudnya penampilan kamu. Nah, kira – kira andai kamu pakai baju polisi—orang bakalan ngira kamu itu polisi ngga? Mungkin aja.

Gitu juga kalo kamu pakai kerudung, kira – kira orang mikirnya kamu agama apa—budha? Hindu? Kristen?—pasti orang udah gampang nebaknya kalo kamu itu seorang muslimah. Kecuali kalo kamu ngga termasuk yang pake kerudung mungkin wajar aja orang radaa ragu atau ngga bisa dengan mudah ngebedain kamu itu agamanya apa.

            Sekarang kita bahas tentang identitas generasi sekarang. Banyak banget yang menganut agama islam di negeri kita ini tapi kok identitas di KTP mereka aja yang islam tapi akhlaknya? Pedoman hidup yang mereka pakai?
Masih Banyak yang suka ke tempat hiburan yang  ngga manfaat, kerjaannya ngabisin waktu buat pacaran, umbar kemesraan dan maksiat, bahkan kelakuan maksiat mereka ada lho yang kayak (maaf) binatang. Ini dia yang kita sebut generasi animal. Contohnya aja para koruptor yang kelakuannya udah kayak tikus aja—sembunyi – sembunyi ngambil jatah orang.
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik – baiknya.” (QS. At Tiin: 4)

Manusia kayak kita ini udah diciptain Allah dengan sebaik – baiknya bentuk lhoo. Kita ini makhluk Allah yang paling ekslusif aku bilang. Kita tu ngga sama kayak binatang yang sering lost control dalam pergaulan, mereka para binatang itu diciptain tanpa akal, tanpa aturan—bagi kamu yang ngerasa manusia, Allah udah ciptain Al Qur’an dan Hadist sebagai pedoman aturan dalam kehidupan kamu—subhanallah khan? Kamu sendiri pasti tau banget kalo yang namanya Islam itu agama yang sempurna udah ngatur macem – macem tentang hidup kita dari kita bangun tidur sampe kita tidur lagi—dari pagi sampe kita ketemu lagi sama si pagi... Oleh karena itu bagi mereka yang ngelanggar aturan Allah kira – kira aktivitas dalam hidupnya gapunya aturan. Belum lagi anak – anak jaman sekarang entah karena sering ngeliat yang ngga – ngga atau gimana—udah terpapar sama yang namanya pornografi dan pornoaksi—nah, ini dia yang kita sebut generasi sinchan. Baru juga umur berapa mereka udah ngerti masalah –masalah ‘begituan’ (maksudnya masalah suka – sukaan ke lawan jenis) trus udah terbiasa dengerin lagu galau pula khaan. Kalo suatu saat kamu jadi orangtua mereka kira – kira kamu nyesek ngga dengernya? Bagi kamu yang ngga peka hatinya mungkin kamu ngga bakalan peduli.

            Coba pikir lagi deh, gambaran muslim seperti apakah kita? Telah hilangkah jati diri kemusliman kita? Padahal Islam yang kita anut adalah agama yang sempurna, atau ternyata kitapun ngga tau betapa sempurnanya Islam. Layakkah kita menyandang GELAR muslim?

Misalkan kamu adalah seorang dokter gigi, GELAR kamu alias title kamu itu lhoo DOKTER GIGI, andai kamu ditanya orang kayak gini “Kamu tau ngga ilmu tentang kedokteran gigi begimana?” trus kamu jawab gini “Tau, dikit.” Malu khan kalo ternyata kamu cuma bisa jawab kayak gitu? Padahal GELAR kamu dokter gigi :)

            Kesempurnaan Islam yang mengatur segalanya—agama yang diturunkan Allah kepada nabi Muhammad SAW yang mengatur urusan manusia dengan Allah, urusan manusia dengan dirinya, dan urusan  manusia dengan manusia lain—termasuk makanan dan minuman juga de el el. Sudahkah kita merasakan kesempurnaannya? Kapankah kita dapat merasakan kesempurnaannya? Itu juga Cuman terjadi kalo islam diterapkan di bumi secara sempurna/kaffah.
Sekarang kita simak deh betapa bobroknya negeri kita ini. Apa – apa bawaannya bangkrut aja, parah abis:
  1. 100.000.000 orang dihimpit kemiskinan.
  2. 10.000.000 orang korban pengangguran.
  3. Harga kebutuhan pokok melambung.
  4. Gizi buruk dan putus sekolaah makin parah.
  5. Negara seribu bencana, sejuta petaka.
  6. Aliran sesat berkembang pesat.
  7. Penjualan aset Negara gila – gilaan, 90% minyak dan gas bumi milik asing.
  8. Negara paling porno nomer 2 di dunia.
  9. Korupsi peringkat pertama di Asia de el el.
Tuh kan? Telah Nampak kerusakan di muka bumi ini di daratan dan lautan yang disebabkan oleh tangan manusia.” Udah jelas banget khan itu karena manusia – manusianya yang ngga mau diatur oleh aturan Allah.

            Well, coba deh pikir lagi betapa indahnya hidup di bawah naungan islam. Kesempurnaan Islam bakalan terasa kalo semua aturannya diterapkan. Contoh: Pengaturan kehidupan keluarga di dalam islam.  “Hai orang – orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (Q.S. At Tahriim/66: 6). Kalopun kamu mau memamahami islam—maksudnya yaa paham hak dan kewajiban masing – masing anggota keluarga.

Asal kamu tau aja, yang namanya system islam tuh adalah sistem yang unik. System yang bisa ngatur tentang system politik pemerintahan, system ekonomi, system pergaulan/social budaya, system pendidikan, system hankam, system sanksi de el el—yang sifatnya itu syamil, kamil, terpadu—trus harus kaffah diterapkannya sesuai yang tercantum di Q.S. 2:208, 59:7, 5: 44, 45, 47. Baru deh system islam kaffahnya terwujud rahmatan lil’alamin dan berkah—berkah di sini maksudnya bertambah kebaikan. Sudahkah kita menerapkan seluruh aturannya?
“…Apa yang dibawa/diperintahkan oleh Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (Q.S. Al Hasyr: 7)

Buat ngikutin aturan Allah juga jangan setengah – setengah—contoh menunaikan puasa mau – mau aja tapi tentang hukum potong tangan kalo mencuri malah ngga mau. Padahal Allah berfirman kayak gini:
“Apakah kamu beriman kepada sebahagian Kitabullah dan ingkar(mengkufuri) terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian itu di antara kamu, melainkan kehinaan(kenistaan) dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada adzab(siksa) yang sangat pedih. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” Q.S. Al Baqarah: 85.

Dalam al qur’an pun dijelasin tentang kewajiban menerapkan Islam Kaffah:
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” Q.S. Al Baqarah: 208.

“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.” Q.S. Al Maa'idah: 49

Jadi apa – apa yang ada di negeri kita ini bisa DI ATASI dengan system islam. Yang namanya masalah tu ya jangan dipecahkan, kalo DIPECAHKAN malah makin TAMBAH BANYAK. Masalah jangan dipecahin, tapi DISELESAIKAN. Contoh: Kebijakan menteri kesehatan kita yang baru, dia kampanye kondom tuh—katanya pengen ngurangin (maaf) para penyuka seks beresiko. Ini namanya memecahkan masalah jadinya masalahnya makin banyak—atau sama aja nyuruh orang kalo mau (maaf) ngeseks pake kondom silahkan aja tanpa mikir dosanya, tanpa mikir kalo yang namanya virus HIV itu lebih kecil daripada serat kondomnya. Mikirnya gimana sih ibu yang satu ini heran deh, bener – bener ngga habis pikir!

Emang mau anaknya kayak gitu? masyaAllaah.
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” Q.S. Al Ahzab: 36.

By the way, yang namanya hukum Allah tu yaa sudah pasti bakalan ada—mau kita ikut berjuang menegakkannya kek atau Cuma bisa bobo cantik di rumah ngga ikut berkontribusi mewujudkannya—hukum Allah pasti terwujud karena udah jadi sebuah keniscayaan. Hukum Allah terwujud, dan tidak ada pilihan dan bukan sebuah pilihan—PASTI! Cepat atau lambat. Kalo kamu seorang mukmin (orang yang mengaku beriman) udah pasti dong meng-amin-kannya. Lalu hujjah apa yang akan kita pakai tatkala kita menghadap Sang Ilahi di Yaumil Hisab kelak? “Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua,  tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.” Q.S. Al Hijr: 92 – 93.

Seperti yang dikatakan surah Yaa Siin kan ya, tangan, kaki, mata kita akan berbicara atas apa yang kita kerjakan di dunia. Lalu siapkah kita berkata? Isyhadu bianna muslimun. “…Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang muslim…” Q.S. Ali 'Imran: 64.
Soalnya yang namanya iman mengharuskan kita terikat dengan syariah. Sama kayak kalo kita islam, kita harus solat. Kalo kita beriman, kita juga harus melakukan amalnya—amal = perbuatannya. Amal sama iman itu berbarengan implementasinya—karena kata hubung ‘dan’ memang digunakan pada kejadian yang bersamaan. Contoh Ayah dan Bunda nonton TV, nah artinya Ayah dan Bunda nonton TV nya bareng.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya.” Q.S. Al Kahfi: 107 – 108.
“Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.” Q.S. Ar Ra'd: 29.

Trus, keimanan itu menuntut sebuah konsekwensi berupa amal soleh. Hakikat amal soleh di sini maksudnya yang sesuai dengan aturan Allah (aturan islam). So, sudahkah kita beramal soleh? Renungkanlah!. Jika jawabannya belum—maka bersegeralah melaksanakannyaĆ 
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” Q.S. Ali 'Imran: 133.

Nah, coba deh pikir lagi gimana perjuangan para sahabat Rasul dulu yang rela mati sahid cuman demi satu hal—surga. Dengan alasan juga satu hal—cinta pada Allah. Kualitas keimanan para sahabat Nampak dari keterikatannya terhadap aturan bahkan mereka bersegera untuk terikat. Samina wa taat na = kami dengar dan kami taat. Trus bandingin sama kita, sudah berapa tahun kita memeluk agama islam? Sudah berapa banyak amal yang kita kerjakan yang sesuai aturan islam? Sudah bersegerakah kita untuk melaksanakan aturan islam? Layak kah kita disebut sebagai mukmin? Apakah apakah apakah? (he?)
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” Q.S. An Nuur: 51.
Maksudnya di sini yaa di antara kaum muslimin dengan kaum muslimin dan antara kaum muslimin dengan yang bukan muslimin. Makanya itu kita jangan mau cuman bisa ngikut orang dan berjalan sesuai arus—padahal belum tentu arusnya membawa kita ke danau tenang, sapa tau malah ke jurang. Seperti kata kaka aku—Ada yang slogan hidupnya ‘mengalir begitu saja’ padahal itu bukan SLOGAN, itu SELOKAN. Namanya orang sukses itu menentukan arusnya sendiri, tidak harus mengikuti arus orang lain. Dan kalo kamu mau atur arus kamu sendiri di aturan Allah, maka kamu pasti tergolong orang beruntung sukses dunia akhirat ;) Sip?

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

By zeki R.A.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dari anda menambahkan hal positif bagi Zeki R.A.

Thanks for reading :)

Total Pageviews

ZEKI R.A.. Diberdayakan oleh Blogger.
 
Small Pencil