Rabu, Agustus 29, 2012

barty 2

Hai! :3 apa kabar? Ini adalah lanjutan dari  The Bartimaeus' Story Part 1. Aku memang jarang menulis, tapi aku berusaha untuk disiplin menulis setiap hari. Doakan ya :). Meskipun begitu, dengan keterbatasan ilmuku di dunia menulis aku tetap optimis bisa menuangkan segala pemikiran untuk disampaikan lewat tulisan. Ini adalah cerpen latihanku. Mungkin akan berbeda kualitasnya dengan yang dulu - dulu tapi ya namanya juga belajar :). Selamat membaca.
(adaptasi novel The Bartimaeus Trilogy)


Nathaniel

          Tepat di pusat London anak muda itu duduk di antara meja-meja kerja miliknya. Terdapat tiga meja kerja yang berdempetan dan dua kursi porselen yang di balut kain sutra. Anak muda ini bergumam sambil mencoret-coret note lalu membuang kopi dengan merah padam karena marah.
"Saya bisa buatkan lagi, Sir. Mungkin akan membuat anda lebih rilex dengan wangi jahe yang lebih-."
"Silahkan pergi Ms. Pipper. Aku lebih dari baik. Terimakasih banyak atas keramahtamahanmu selama ini." sambil menyeruput kopi yang tersisa di cangkirnya.
Wanita itu bergerak ke arah pintu dengan perasaan prihatin. "Anda boleh memanggil saya jika perlu bantuan, Sir." pintu tertutup.
Nathaniel sangat frustasi dengan kejadian barusan--sebenarnya kejadian akhir-akhir ini yang membuatnya tidak tidur. Wajahnya mulai tirus karena banyak pikiran. Matanya tidak secerah kejayaannya di pemerintahan dulu--juga lingkar hitam di matanya membuat terkesan lebih tua.
Beberapa tindakan cerobohnya dan konspirasi pemerintahan yang terjadi akhir-akhir ini yang malah membuat Nathaniel kehilangan kepercayaan Perdana Menteri. Demon nya yang berkhianat dan gadis commoner liar yang membuatnya semakin galau. Sekarang kegalauannya mulai keterlaluan.
Sambil memutar-mutar pulpen di atas perkamen anak muda itu mengingat-ingat tindakannya beberapa saat tadi. Dia lemah. Tidak punya rekan kepercayaan. Dia berpikir kemungkinan Connor berkhianat sangat mungkin--hanya anjing Jepanglah satu-satunya teman setia. Percuma, nathaniel tidak punya peliharaan anjing. Dia harus memperbaiki semua kerusakan ini dengan kepala dingin. Connor yang selalu mengeluh dengan ucapan-ucapan kasar pada sikap Nathaniel--juga kebiasaannya mengejek dengan simbol kurang ajar dari tangan--bukan tidak mungkin membuat semakin banyak yang ingin menjatuhkannya dari kementerian.
Connor sering membantunya dalam segala hal dan anak muda blagu ini tidak sedikitpun melontarkan terimakasih dua tahun terakhir. Di setiap tempat ia tetap menjunjung tinggi dedikasinya terhadap Nathaniel--mencucikan pakaian; memasak; mencari uang untuk banyak listrik; dan membasuh piring-piring yang digunakan anak muda itu setiap setelah memasakkannya. Orang bloon mana yang tahan dengan keadaan seperti ini. Kepergiaan Mr. Underwood membuat keadaan semakin buruk. Jane Farrar yang terus menusuknya dengan persaingan kotor di kementerian. Tidak ada seorangpun yang dapat di percaya. Padahal jika sedikit saja dia menyadari keadaaan yang dialaminya saat ini dia bisa dengan mudah membersihkannya dengan sekali jentikan jari. Tapi dia terlalu sok, sombong dan haus kekuasaan.
Anak muda itu beranjak dari meja kerjanya dan mengambil buku tebal di puncak rak buku kamarnya. Rapalan mantra kuno keluar dari mulutnya dan buku itu membuka sendiri ke halaman tempat cacatan kuno 125 SM.
.....dan dengan tegas ia hentakkan kaki hitamnya di atas lumpur asap tempat dia mengubur kisah aspirasi penyirhir Cleopatra dan budak-budak firaun. Wajahnya tegas dan dingin. Ptolameus semakin tertarik dengan apa yang dia lihat. dua hal yang dia lakukan seharian ini yaitu membaca sandi-sandi artefak makam lalu menulis sesuatu. tak ada satu budakpun yang tak patuh. Tapi dalam sejarah kerajaan Mesir baginya afrit dan jin-jin ini bukanlah budak...
.....perlakuannya terhadap dirinya sendiri sebelum menyentuh gerbang layaknya dia menghargai orang lain. Dan rasa takutnya terhadap Tuhan. Rasa cintanya terhadap ilmu pengetahuan...
"Dengan melahap buku dia kenyang." seorang wanita cantik tiba-tiba hadir dibelakang anak muda itu. Tapi tak sedikitpun Nathaniel merasa terkejut. Atau mungkin dia hanya menyembunyikan rasa terkejutnya dan terlarut dalam pikirannya sendiri. "Sedang apa kau? Ku harap kau makan telur banyak-banyak karena frustasi hingga mati tersedak untuk menghilangkan stresmu, kau benar-benar sekarat. Atau berlari maraton sambil minum lalu tersedak dan mati karena serangan jantung. Juga-"
"Aku akan memperbaikinya dengan benar. Kuperintahkan kau menceritakan tentang Ptolemy. Master kesayanganmu itu." anak itu memotong dengan tatapan dingin terhadan wanita itu.
Wanita yang tadinya berwajah melankolis dengan kaca mata kotak kecil di wajahnya dengan setelan musim dingin London. Jas bulu yang menutupi T-shirt dan celana jeans yang lomgar lengkap sepatu sandal plastik membuat Jin ini terlihat berandalan seperti sedang shopping di pusat perbelanjaan. Sekarang seakan mengalami proses kemunduran--giginya yang putih tadi dengan senyuman manis mencuat dengan proporsi yang tak pas dengan bibir tanyannya yang kecil tiba-tiba berubah degenerasi menjadi bersisik mengambil kacamata kecil yang dipakai tadi lalu memasukkannya ke dalam mulut dan mengunyah sambil menganga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dari anda menambahkan hal positif bagi Zeki R.A.

Thanks for reading :)

Total Pageviews

ZEKI R.A.. Diberdayakan oleh Blogger.
 
Small Pencil