Rara
Bismillah.
Sekarang
aku akan menceritakan tentang pembunuhan yang kulakukan selama kurang
lebih hampir satu tahun. Sebenarnya aku tidak bermaksud untuk itu, tapi
pernahkah kamu berpikir tentang suatu keadaan? Jika ada seekor kucing
yang selalu diajarkan ibunya agar bermain dengan bijaksana di lingkungan
tempat tinggalnya, jadi anak yang diinginkan orangtua, apapun boleh
dilakukan. Ibu memberikan kebebasan untuk memillih pohon apa tempat
kucing kecil bermain, kecuali pohon salak. Pohon salak berada di
seberang tempat tinggal kucing kecil dan ibunya. Kucing kecil
bertanya-tanya, "Kenapa aku tidak boleh bermain di pohon salak? Aku
sangat penasaran."
Si kucing kecil mulai
beranjak dewasa, dia punya banyak teman bermain. Suatu ketika kucing
kecil penasaran dan ingin sekali bermain di pohon salak. Kucing kecil
memutuskan ingin menyebrang mendatangi pohon salak. Kucing kecil
berjalan dengan hati-hati menuju pohon salak di seberang. Tiba-tiba ada
mobil melaju sangat kencang. Kucing kecil tertabrak, kepalanya berdarah,
dia pingsan dan tergeletak tidak berdaya. Kucing kecil masih bisa
tertolong, sekarang kucing kecil dirawat agar luka di kepalanya cepat
sembuh. Namun, dokter hewan mengatakan kalau kucing kecil kena geger
otak.
Beberapa minggu setelah kejadian,
kucing kecil mulai melakukan aktivitas seperti biasa. Kucing kecil
bermain dengan teman-temannya. Ada yang berbeda dengan kucing kecil,
sifatnya tidak biasanya. Dokter hewan bilang keadaan ini akibat dari
geger otak yang dialami kucing kecil,ada sedikit kerusakan di saraf otak
si kucing, in syaa Allah bisa kembali seperti semula jika diobati dan
ditambah dengan usaha-usaha. Hal ini membuat ibu kucing jadi sedih.
Aku
berpikir, bahwa geger otak adalah cobaan yang menimpa kucing kecil. Hal
itu membuat segala hal di dunia kucing kecil berubah, berbeda dengan
biasanya. Suatu saat akan sembuh. Cobaan itu seperti geger otak yang
membuat seseorang berubah drastis, membuat segalanya berbeda, semua
orang merasa asing. Namun, ada kalanya nanti bisa kembali seperti
semula.
Coba kita ingat kembali ayat:... "yaitu orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya." Qs. Al Baqarah; 46.
Aku tidak bermaksud melakukan pembunuhan massal selama berhari-hari
hingga banyak sekali hari yang dilewati, jika ternyata aku sedang
berada di transportasi udara yang tidak pernah landing.
Rasanya mabuk udara. Banyak yang disembunyikan pada osseus frontalis
dan occipitalis, dibiarkan terbawa angin seperti layang-layang yang
tidak tau arah tujuan. Ini gara-gara tidak pernah landing! Aku merasa lega lebih awal jika tidak kubiarkan penundaan landing dan merasa ingat untuk kembali pada proses apoptosis. Mungkin ada 2 orang yang mengerti maksud cerita kematian.
***
Aku
duduk di antara dua pohon beringin bertulis nama orang. "Ra, kamu tidak
ikut bakar-bakar?" Lia menegurku dari belakang pagar pembatas. "Males
ah." ucapku singkat. "Wah, ngga asik kan kalo orangnya dikit. Ayo
naaah." Lia berusaha meyakinkankku untuk nimbrung dengan teman-teman
yang asik makan ikan bakar. "Iya iya, siapa tau nanti aku nyusul kamu ke
sana." Ucapku. "Okey, jangan lupa bawa kentangnya yaa." Lia menjauh.
Sebernarnya aku tidak berniat untuk menyusulnya. Biarkan saja PHP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar dari anda menambahkan hal positif bagi Zeki R.A.