Rabu, Juni 29, 2011

BAB I

Cerita ini akan menjadi awal kisah Connor Revelc di rumah barunya. Sekolah baru, teman-teman baru, kamar baru. Benar-benar bukan selera Connor, kamarnya berwarna merah muda dan lebih parah lagi ada motif bunga di dindingnya. Connor memutuskan mengecat ulang kamarnya dengan cat minyak warna merah besok—karena hari ini dia harus membantu ibunya membereskan barang-barang. “Tercium seperti orangtua bangka.” Ucap Connor. Ibunya memandang dengan mata yang menyipit ke arahnya. “Itu hanya pernyataan Mom, bukan penilaian.” Tambah Connor. “Letakkan bukunya di sana, dear.” Tangan Danis menunjuk ke arah dekat televisi. “Okay Mom!” seru Connor.
“Aku akan memasak makan malam, teruslah membereskan kamarmu dan susul aku ke ruang makan.” Ucap Danis dengan menutup pintu. Suaranya hampir tidak terdengar di kalimat menyuruh ke rumah makan. Connor merasa mual. Rumah yang bau dan tua ini menghilangkan selera makannya. Tapi mereka memang harus pindah ke sini. Sejak Bibi Tessy meninggal, hanya ini warisan yang mereka dapatkan. Dan belum lagi ibunya yang bersemangat tinggal di sini demi bisnis baru di kota Frenchline.
Ada banyak tumpukkan buku di sini, berwarna aneh, seperti serbet dapur. Sampul buku itu sebenarnya berwarna terang, hanya saja termakan usia dan tidak di rawat sama sekali. Bibi Tessy pun tak pernah menempati rumah ini. Itu wajar karena rumah ini sudah 90 tahun tidah dihuni. Connor pernah mendengar kabar bahwa wanita itu pernah menyewakan rumah ini ketika masih hidup namun orang yang menempati rumah ini buru-buru pindah ke tempat lain sebelum tinggal selama seminggu. Hanya saja, kenapa ibunya harus menambahkan lebih banyak buku lagi di kamarnya? Terlintas untuk membuang buku-buku yang sudah tersusun terlebih dahulu itu, di dekat pintu masuk kamar, terdapat meja berlaci tunggal dengan empat kaki. Meja itu sangat tinggi mencapai lehernya, dan sangat tua. Entah apa yang ada di dalam lagi, buku-buku lagi? Entahlah. Mungkin orang yang tinggal di rumah ini sebelumnya sangat tertarik dengan buku-buku aneh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dari anda menambahkan hal positif bagi Zeki R.A.

Thanks for reading :)

Total Pageviews

ZEKI R.A.. Diberdayakan oleh Blogger.
 
Small Pencil